BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
v Perubahan Akuntansi
Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah
memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan
untuk membuat perbandingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan.
Untuk dapat memenuhi tujuan di atas, laporan-laporan keuangan harus dapat
diperbandingkan. Perbandingan-perbandingan ini dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu horizontal dan vertikal. Perbandingan horizontal adalah perbandingan
laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang
sama. Sedangkan perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan dari
suatu perusahaan dengan laporan yang sama untuk periode-periode sebelumnya.
Perbandingan antar perusahaan harus memenuhi prinsip comparability, sedangkan
perbandingan antar periode harus memenuhi prinsip konsistensi.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan
konsistensi ini dapat terlaksana, perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan
menjadi dua, yaitu perubahan metode-metode akuntansi dan perubahan-perubahan
yang terjadi karena koreksi kesalahan-kesalahan dalam periode-periode yang
lalu. Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi tiga:
1.
Perubahan dalam prinsip
akuntansi.
2.
Perubahan dalam
taksiran-taksiran akuntansi.
3.
Perubahan dalam
kesatuan usaha.
Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi
karena berbagai macam sebab, seperti kesalahan-kesalahan perhitungan,
kesalahan-kesalahan penggunaan rekening, kesalahan-kesalahan dalam penerapan
prinsip akuntansi dan Iain-lain.Tidak ada pedoman khusus untuk mengoreksi
kesalahan-kesalahan ini, karena koreksinya sangat tergantung pada jenis
kesalahannya.
1)
Perubahan
Dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu
prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim
yang digunakan dalam periode sebelumnya.Istilah prinsip akuntansi di sini
mencakup juga metode-metode yang digunakan.Perubahan dalam prinsip akuntansi
ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk
penerapan suatu prinsip.
Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak
termasuk:
a.
Pemakaian pertama suatu
prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru pertama kali terjadi dalam
perusahaan.
b.
Penggunaan atau
perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena adanya perubahan
sifat transaksi.
c.
Perubahan dari prinsip
akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
Beberapa
contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1.
Perubahan dalam metode
pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke FIFO atau ke rata-rata
tertimbang.
2.
Perubahan dalam metode
depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance method ke
straight line method.
3.
Perubahan dalam metode
akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode kontrak selesai ke
metode persentase penyelesaian.
4.
Perubahan dalam
perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat
kumulatif.Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan
sebagai berikut:
a.
Jumlah akibat kumulatif
dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di antara
elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan- nya dengan jumlah sesudah
dikurangi pajak penghasilan.
b.
Laporan keuangan
periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
c.
Laba sebelum elemen
luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya ditunjukkan dalam laporan
laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman pertama) dengan jumlah yang
sudah dikoreksi.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat
retroaktif, dimana laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan
disusun kembali sesuai dengan prinsip yang baru.Kalau masih terdapat sisa
akibat kumulatif sesudah laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang
dilaporkan, direvisi maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening
laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi. Perubahan prinsip akuntansi
yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:
a.
Perubahan metode
penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode yang lain.
b.
Perubahan dalam metode
akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c.
Perubahan dari atau ke
full cost method yang digunakan dalam industri extractive.
2)
Perubahan
Taksiran-Taksiran Akuntansi
Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada
taksiran-taksiran di mana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan,
misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran umur dalam perhitungan
depresiasi, taksiran jumlah garansi yang akan dibayar dan Iain-lain. Pada
periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang
sudah dibuat adalah tidak benar sehingga perlu direvisi. Dalam hal taksiran
sudah dibuat dengan sebaik-baiknya tetapi ternyata tidak tepat, maka
perubahan-perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan
periode-periode yang akan datang. Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu
diubah karena perubahan taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan.
Seperti pada contoh mesin harga perolehannya Rpl.000.000,- umurnya ditaksir 8
tahun. Sesudah dipakai selama 5 tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi
umurnya 10 tahun. Depresiasi yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x
Rpl25.000,- = Rp625.000,-. Nilai buku mesin pada awal tahun keenam sebesar
Rp375.000,-. Karena taksiran umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku
sebesar Rp375.000,- akan dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun keenam
sampai dengan tahun kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur
mesin sebesar Rp375.000,- : 5 = Rp75.000,-.
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul
sebagian atau seluruhnya dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan
sebagai perubahan taksiran akuntansi.Dalam perubahan metode depresiasi,
akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksir-an-taksiran akuntansi seperti
umur, residu dan Iain-lain.Oleh karena itu perubahan metode depresiasi harus
diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur,
nilai residu dan Iain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Laporan keuangan bisa berubah karena adanya
perubahan kesatuan usaha.Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal
disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan
masing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak perusahaan yang
laporan-laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan
baru.Apabila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun
berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu.Di
samping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba rugi juga harus dicantumkan
dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu pula laba
bersih dan jumlah pendapatan per lembar saham.Laporan keuangan tahun berikutnya
tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan.Agar
laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan
jika seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha.
3)
Perubahan
Dalam Kesatuan Usaha
Yang dimaksud dengan
konsep kesatuan usaha ialah bahwa sebuah perusahaan yang harus dipandang
sebagai suatu kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya dan juga dari
perusahaan-perusahaan lainnya.
Konsep kesatuan usaha
menyatakan bahwa setiap kesatuan usaha harus membuat akuntansi perusahaan yang
terpisah. Hanya aktiva, hutang, dan ekuitas pemilik yang secara khusus
berhubungan dengan suatu usaha tertentu yang harus dilaporkan dalam laporan
keuangan perusahaan tersebut. Walaupun demikian, haruslah dicatat bahwa
dalam beberapa keadaan investor atau pemilik perusahaan secara hukum
bertanggungjawab atas hutang atau kerugian. Kewajiban ini tergantung dari
bentuk hukum perusahaannya. Pada saat ketika seorang individu mempunyai
lebih dari satu jenis bisnis yang tidak berhubungan, setiap bisnis harus
diperlakukan sebagai suatu kesatuan yang terpisah.
Konsep kesatuan usaha
telah menetapkan harus dipandang terpisah dari perusahaan-perusahaan lain.
Seseorang yang memiliki dua buah perusahaan misalnya sebuah apotik dan sebuah
bengkel mobil hendaknya mengadakan catatan-catatan akuntansi tersendiri untuk
Perusahaan itu.
.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari
latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah apakah perubahan yang
terjadi dapat menyediakan laporan keuangan yang lebih rinci dan tepat.
Perubahan prinsip, taksiran dan perubahan dalam kesatuan usaha
C. TUJUAN
1.
Agar mengetahui apa
yang dimaksud dengan perubahan akuntansi.
2.
Memahami lebih mendalam
mengenai perubahan-perubahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Menurut
definisi, perubahan kebijakan akuntansi melibatkan perubahan dari satu
kebijakan akuntansi yang berlaku untuk yang lain. Musuh contoh sebuah
perusahaan mungkin mengubah dasar harga persediaan dari biaya rata-rata untuk
FIFO. atau, mungkin merubah metode pengakuan pendapatan untuk kontrak
konstruksi jangka panjang dari biaya-recovery dengan metode
persentase-of-selesai.
Perusahaan harus hati-hati memeriksa setiap keadaan untuk memastikan bahwa perubahan kebijakan telah benar-benar terjadi. Adopsi kebijakan baru sebagai pengakuan atas peristiwa yang telah terjadi untuk pertama kalinya pada itu atau yang sebelumnya imaterial bukan perubahan kebijakan akuntansi. Sebagai contoh, perubahan kebijakan akuntansi belum terjadi ketika sebuah perusahaan mengadopsi metode persediaan (misalnya, FIFO) untuk barang-barang yang baru diperoleh dari persediaan, bahkan jika FIFO berbeda dari yang digunakan untuk persediaan direkam sebelumnya. contoh lain adalah pengeluaran pemasaran tertentu yang mana sebelumnya tidak material dan dibebankan pada periode terjadinya. Ini tidak akan dianggap sebagai perubahan kebijakan akuntansi jika mereka menjadi material dan sebagainya saya bisa diterima ditangguhkan dan diamortisasi
Akhirnya, bagaimana jika sebuah perusahaan sebelumnya mengikuti kebijakan akuntansi yang tidak dapat diterima? Atau, bagaimana jika perusahaan menerapkan kebijakan salah? Dalam kasus seperti ini jenis perubahan merupakan koreksi dari kesalahan. Misalnya, beralih dari uang tunai (pajak penghasilan) dasar akuntansi ke basis akrual merupakan koreksi dari kesalahan. Atau, jika sebuah perusahaan dikurangi nilai sisa ketika menghitung ganda menurun penyusutan aktiva tetap dan penyusutan kemudian menghitung ulang tanpa dikurangi estimasi nilai sisa telah dikoreksi kesalahan.
Ada tiga pendekatan yang mungkin untuk melaporkan perubahan kebijakan akuntansi:
Ø Laporan
perubahan saat ini. Dalam pendekatan ini, perusahaan melaporkan efek kumulatif
dari perubahan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. efek kumulatif adalah
perbedaan pendapatan tahun sebelumnya antara kebijakan akuntansi baru diadopsi
dan sebelumnya. Dalam pendekatan ini, efek dari perubahan pada tahun sebelumnya
pendapatan hanya muncul dalam laporan laba rugi-tahun. Perusahaan tidak
mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya. Para pendukung posisi
ini berpendapat bahwa perubahan tahun sebelumnya hasil laporan keuangan pada
hilangnya kepercayaan dalam laporan keuangan. Bagaimana investor bereaksi
ketika diberitahu bahwa laba yang dihitung tiga tahun lalu, sekarang sama
sekali berbeda? Mengubah periode sebelumnya, jika diizinkan, mungkin juga marah
perjanjian kontraktual berdasarkan tokoh-tokoh lama. Untuk contoh, pengaturan
pembagian keuntungan dihitung berdasarkan lama mungkin harus menghitung ulang
dan benar-benar distribusi baru dibuat, menciptakan masalah hukum banyak.
Banyak kesulitan praktis juga ada: biaya perubahan laporan keuangan periode
sebelumnya mungkin berlebihan, atau menentukan jumlah efek periode sebelumnya
mungkin mustahil berdasarkan data yang tersedia.
Ø Laporan
perubahan secara retrospektif. Penerapan secara retrospektif dari kebijakan
akuntansi yang berbeda untuk menyusun kembali laporan keuangan yang telah
diterbitkan sebelumnya seolah-olah kebijakan baru selalu digunakan. dengan kata
lain, perusahaan "kembali" dan menyesuaikan tahun sebelum pernyataan
secara konsisten dengan kebijakan baru diadopsi. perusahaan menunjukkan efek
kumulatif perubahan sebagai penyesuaian saldo awal laba ditahan tahun
penyajian. Para
pendukung posisi ini berpendapat bahwa aplikasi retrospektif memastikan
komparabilitas. Pikirkan sejenak apa yang terjadi jika pendekatan ini tidak
digunakan: tahun-tahun sebelumnya dengan perubahan akan di metode lama:
tahun-tahun perubahan akan melaporkan seluruh penyesuaian kumulatif: dan
tahun-tahun berikutnya akan menyajikan laporan keuangan atas dasar baru tanpa
efek kumulatif perubahan. seperti kurangnya konsistensi gagal untuk menyediakan
data yang bermakna produktif-tren dan hubungan keuangan lainnya yang diperlukan
untuk mengevaluasi bisnis.
Ø perubahan
Laporan prospektif (di masa depan). Dalam pendekatan ini, sebelumnya melaporkan
hasil tetap. Akibatnya, perusahaan tidak menyesuaikan membuka saldo untuk
mencerminkan perubahan dalam kebijakan. Para pendukung posisi ini berpendapat
bahwa manajemen sekali menyajikan laporan keuangan berdasarkan kebijakan
akuntansi diterima, mereka adalah final: manajemen tidak dapat mengubah periode
sebelumnya dengan mengadopsi kebijakan baru. Menurut alur penalaran ini,
penyesuaian kumulatif saat periode tidak tepat karena pendekatan yang mencakup
jumlah yang memiliki sedikit atau tidak ada hubungan pada tahun pendapatan saat
atau peristiwa ekonomi
2.2
Pendekatan perubahan
akuntansi retrospektif
ada anggapan bahwa sekali perusahaan mengadopsi kebijakan akuntansi, seharusnya tidak berubah. bahwa anggapan dimengerti, mengingat gagasan bahwa penggunaan konsisten dari kebijakan akuntansi yang meningkatkan kegunaan laporan keuangan. Namun, lingkungan terus-menerus berubah, dan perusahaan berubah sebagai respons. standar terakhir, seperti biaya pinjaman dan segmen operasi, dan standar yang diusulkan pada pengakuan dan keuangan instrumen pendapatan menunjukkan bahwa perubahan kebijakan akuntansi akan terus ada.
sebagai akibatnya, IASB memungkinkan perusahaan untuk mengubah kebijakan akuntansi jika:
Ø diperlukan
oleh IFRS (misalnya, IFRS baru pada instrumen keuangan akan tunduk pada
perubahan Akuntansi tepat dalam kebijakan akuntansi) atau
Ø itu menghasilkan laporan keuangan yang
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan relevan mengenai posisi keuangan
perusahaan, performence keuangan, dan arus kas. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menentukan bahwa
perubahan dari metode biaya rata-rata penilaian persediaan dengan metode FIFO
memberikan informasi yang dapat diandalkan dan relevan pada saat ini nilai persediaan.
Ketika sebuah perusahaan mengubah kebijakan akuntansi, harus melaporkan perubahan menggunakan aplikasi Dari kasus ini. Secara umum, di sini adalah apa yang harus dilakukan:
Ø Itu menyesuaikan laporan
keuangan untuk setiap periode lalu yang disajikan. Dengan demikian, informasi
laporan keuangan tentang periode sebelumnya adalah atas dasar yang sama sebagai
kebijakan akuntansi baru.
Ø Ini menyesuaikan nilai tercatat
aset dan kewajiban pada awal tahun pertama disajikan. Dengan demikian, account
tersebut mencerminkan efek kumulatif pada periode sebelum yang disajikan dari
perubahan kebijakan akuntansi baru. Perusahaan ini juga membuat penyesuaian
offsetting pada saldo awal saldo laba atau komponen lain yang tepat ekuitas
atau aktiva bersih pada awal tahun pertama disajikan.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa
Carrefour (FRA) memutuskan untuk mengubah metode penilaian persediaan tahun
2011 dari metode persediaan eceran (FIFO) untuk persediaan eceran (biaya rata).
Ini menyediakan informasi komparatif untuk tahun 2009 dan 2010 berdasarkan
metode baru. Carrefour akan menyesuaikan aset, kewajiban, dan laba ditahan
untuk periode sebelum 2009 dan melaporkan jumlah tersebut dalam laporan
keuangan tahun 2009, ketika menyusun laporan keuangan komparatif.
2.3 PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Untuk menyusun laporan keuangan, perusahaan harus memperkirakan efek dari kondisi masa depan dan peristiwa. Misalnya, item berikut memerlukan estimasi.
·
Kredit macet
·
Persediaan using
·
Umur manfaat dan nilai
sisa asset
·
Periode diuntungkan oleh biaya ditangguhkan
·
Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak
penghasilan
·
Cadangan mineral Dipulihkan
·
Perubahan metode penyusutan
·
Nilai wajar aset
keuangan atau kewajiban keuangan
Sebuah
perusahaan tidak dapat memahami kondisi masa depan dan peristiwa dan efek
mereka dengan pasti. Oleh karena itu, memperkirakan membutuhkan latihan
penghakiman. Estimasi akuntansi akan berubah karena peristiwa baru terjadi,
sebagai perusahaan memperoleh lebih banyak pengalaman, atau karena memperoleh
informasi tambahan.
2.4 ANALISIS KESALAHAN
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya, kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan
dilaporkan dalam tahun berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan.
Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang
terpengaruh haruslah dinyatakan kembali untuk mengkoreksi kesalahan.
Ada tiga jenis kesalahan :
v Kesalahan Dalam Neraca
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun aktiva, kewajiba
atau ekuitas pemegang saham. Contoh :
-
klasifikasi piutang
jangka pendek sebagai bagian dari investasi
-
klasifikasi wesel
bayar sebagai hutamg usaha
-
klasifikasi aktiva
pabrik sebagai persediaan.
Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan
reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke posisi yang benar.
v Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam
laporan laba-rugi. Contoh :
-
mencatat pendapatan
bunga sebagai bagian dari penjualan
-
mencatat pembelian
sebagai beban piutang ragu-ragu
-
beban penyusutan
sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat
jurnal reklasifikasi diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu
dibuat.
v Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-Rugi
Mempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi.
Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1).
Kesalahan yang saling menyeimbangkan
Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau
belum..?
Jika pembukuan sudah ditutup :
1)
Jika kesalahan
telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal yang diperlukan.
2)
Jika kesalahan
belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal untuk menyesuaikan
penyajian saldo laba ditahan.
Jika pembukuan belum ditutup :
1)
Jika kesalahan
sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah memasuki tahun kedua, maka ayat
jurnal akan diperlukan untuk mengkoreksi periode berjalan dan menyesuaikan
saldo awal Laba Ditahan.
2)
Jika kesalahan
belum saling diseimbangkan, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk menyesuaikan
saldo awal Laba Ditahan dan mengkoreksi saldo periode berjalan.
Berikut ini kesalahan-kesalahan dalam pelaporan keuangan :
·
Kelalaian
untuk mencatat upah Akrual
Pada tanggal 31 Desember 2006, Hurley Enterprises tidak
mengakrualkan upah sebesar $ 1.500. Ayat jurnal pada tahun 2007 untuk
mengkoreksi kesalahan ini, dengan mengasumsikan bahwa pembukuan untuk tahun
2007 belum ditutup, adalah :
Dr. Laba
Ditahan $ 1.500
Cr. Beban Upah $
1.500
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka
tidak ada ayat jurnal yang dibuat karena kesalahannya telah saling
diseimbangkan.
·
Kelalaian
untuk Mencatat Beban Dibayar Dimuka
Pada Bulan Januari 2006 Hurley Enterprises membeli polis
asuransi berjangka waktu 2 tahun dengan biaya $ 1.000. Beban asuransi telah didebet
dan Kas telah dikredit. Tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada
akhir tahun 2006.
Ayat jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 untuk
mengkoreksi kesalahan ini, dengan mengasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup
untuk tahun 2007, adalah :
Dr. Beban
Asuransi $ 500
Cr. Laba
Ditahan $
500
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka tidak
ada ayat jurnal yang dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan.
·
Pembelian yang
Dinyatakan Terlalu Tinggi
Hurley Enterprises mencatat pembelian barang dagangan
sebesar $ 9.000 untuk tahun 2006 yang merupakan bagian dari tahun 2007.
Persediaan fisik tahun 2006 telah dinyatakan dengan benar. Perusahaan ini
menggunakan metode periodical. Ayat jurnal per 31 Desember 2007, untuk
mengkoreksi kesalahan ini dengan mengasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup
untuk tahun 2007 adalah :
Dr. Pembelian $ 9.000
Cr. Laba
Ditahan $ 9.000
3.
Kesalahan yang
tidak saling menyeimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan
setelah lebih dari periode 2 tahun, maka ayat jurnal untuk kesalahan yang tidak
saling menyeimbangkan ini akan menjadi lebih kompleks dan ayat jurnal koreksi
akan diperlukan, meskipun pembukuan telah ditutup.
·
Kelalaian
untuk mencatat Penyusutan
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari 2001, Hurley
Enterprises membeli mesin seharga $10.000 yang memiliki estimasi umur manfaat
selama 5 tahun. Akuntan secara tidak benar membebankan mesin ini pada tahun
2001. Kesalahan ini baru ditemukan pada tahun 2002. Jika kita mengasumsikan
bahwa perusahaan ini menggunakan penyusutan garis lurus atas aktiva ini, maka
ayat jurnal per 31 Desember 2002, untuk mengoreksi kesalahan ini, apabila
pembukuan belum ditutup, adalah :
Dr. Mesin $ 10.000
Dr. Beban Penyusutan $ 2.000
Cr. Laba
Ditahan $
8.000
Cr. Akumulasi
Penyusutan $ 4.000
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat
jurnalnya adalah :
Dr. Mesin $
10.000
Cr. Laba
Ditahan $
6.000
Cr. Akumulasi
Penyusutan $ 4.000
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Perubahan akuntansi dibagi menjadi 3 jenis: (1) perubahan
prinsip akuntansi> penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam dalam periode,
(2) perubahan taksiran-taksiran akuntansi> perubahan dalam taksiran
akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan prinsip akuntansi
harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntan, (3) perubahan dalam kesatuan
usaha> ialah bahwa sebuah perusahaan yang harus dipandang sebagai suatu
kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya dan juga dari
perusahaan-perusahaan lainnya.
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya, kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan
dilaporkan dalam tahun berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan.
Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang
terpengaruh haruslah dinyatakan kembali untuk mengkoreksi kesalahan.